Senin, 01 Juli 2024

Sebuah Perjalanan Menuju Kesuksesan

Semester 6 Dan Segala Perasaan Yang Menyertainya

  Memasuki akhir semester 6 membuat Yesi, salah satu mahasiswa jurusan Administrasi Rumah Sakit di STIKES Muhammadiyah Bojonegoro merasa senang sekaligus sedih dan khawatir. Perasaan senang datang karena akhirnya ia akan menyelesaikan pendidikan sarjananya segera, namun ia sedih karena akan segera berpisah dengan teman-teman kuliahnya, ia juga harus mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja serta menyesuaikan diri di lingkungan kerja. Kekhawatiran juga menyelimuti hatinya sebab selain skripsi yang harus mulai dikerjakan dengan sungguh-sungguh, ia juga khawatir tentang susahnya mencari pekerjaan di negeri ini.

  Namun ditengah semua perasaan campur aduk itu, Yesi tetap meneguhkan hati untuk mengabdi pada organisasi kerelawan yang digelutinya yakni mdmc (Muhammadiyah Disaster Management Centre) dan SAR Muhammadiyah Bojonegoro, karena selain misi kemanusiaan yang diemban, ia percaya bahwa dari organisasi itulah ia akan menemukan relasi yang nantinya akan membantunya mendapatkan informasi tentang pekerjaan yang bisa ia masuki. Tidak dapat dipungkiri bahwa di Indonesia terbilang sulit untuk menemukan pekerjaan yang benar-benar sesuai dengan latar belakang pendidikan yang pernah ditempuh, maka dari itu, Yesi berusaha menemukan hal lain dalam dirinya yang diharapkan nantinya bisa menunjang karirnya atau bahkan menjadi pekerjaan utamanya kelak.

  Sebetulnya hal paling menarik dalam perjalanan kuliah Yesi dari semester awal hingga saat ini adalah kegiatan organisasinya. Untuk kegiatan kuliah sendiri, menurut Yesi biasa saja layaknya mahasiswa pada umumnya. Kegiatan hariannya adalah masuk kuliah, mengerjakan tugas, menjalankan praktik kerja lapangan, tak ada perbedaan yang spesifik dengan kampus lain, namun bila sudah membahas tentang kegiatan organisasi maka lain cerita.

  Yesi sangat bersyukur bahwa selama ini kampus sangat mendukung seluruh kegiatan positif yang dilaksanakan oleh mahasiswa baik di dalam maupun di luar kampus, termasuk kegiatan organisasi yang diikuti olehnya. Seringkali Yesi terpaksa absen dari kelas karena ada kejadian tidak diharapkan yang memerlukan bantuan, namun tak sekalipun kampus mempersulit ijinnya untuk bisa ikut dalam kegiatan dan mengemban misi kemanusiaan.

  Mengingat waktu kuliah yang semakin sedikit namun beban kuliah semakin berat ini, Yesi hanya berharap semoga skripsinya bisa selesai secepatnya tanpa menganggu kegiatan organisasinya, ia akan berusaha untuk menyeimbangkan keduanya, antara mengerjakan skripsi dan berkegiatan di organisasi. Hal lain yang diharapkan oleh gadis ini adalah teman-teman sekelasnya yang walau pasti bermacam-macam karakter dan semangatnya tetap bisa lulus bersama-sama dan sukses di masa depan.

Kamis, 27 Juni 2024

Review Film 'Budi Pekerti' Karya Wregas Bhanuteja

Review Film 'Budi Pekerti' Karya Wregas Bhanuteja, Bagaimana Film Ini Dibanding Karya Sebelumnya? Apakah Ada Sesuatu Yang Baru Dari Film Ini?

    Pada tahun 2021, Wregas Bhanuteja berhasil menyutradarai film pertamanya yang berjudul 'Penyalin Cahaya', film ini menjadi debut pertamanya sebagai sutradara film panjang. Film 'Penyalin Cahaya' yang dibintangi Shaninna Cinnamon ini berhasil membuat para penonton jatuh cinta dengan karya Wregas Bhanuteja. 

   Dengan mengangkat isu pelecehan seksual, menceritakan seorang mahasiswi beasiswa yang mengalami pelecehan seksual dan hal tersebut menjadi viral disosial media karena ada yang snegaja memposting kondisi Sur, si mahasiswi beasiswa, padahal pada malam itu Sur tidak ingat apapun, yang bisa dirasakan hanya akibat dari kejadian tersebut. Hidupnya menjadi berantakan dan diancam akan dicabut beasiswanya. Akhirnya Sur melakukan investigasi sendiri untuk mencari tahu apa yang terjadi dan siapa pelakunya. Namun, Sur tidak berhasil menyelesaikan masalah lewat jalur hukum, pada akhirnya Sur dan teman-temannya memviralkan masalah tersebut.

  Karya selanjutnya yang tidak kalah mencengangkan pada tahun 2023 dari Wregas Bhanuteja adalah film keduanya yang berjudul 'Budi Pekerti'. Film ini menceritakan pengalaman seorang guru bimbingan konseling bernama bu Prani yang diperankan oleh Ine Febriyanti.

   Didalam filmnya, bu Prani tidak sengaja terlibat perselisihan dengan seorang pengunjung pasar, kejadian itu direkam dan menjadi viral disosial media. Hal ini berdampak negatif pada perjalanan karir bu Prani yang mengakibatkan beliau diancam akan dikeluarkan dari sekolah tempatnya mengajar. Sayangnya tidak hanya bu Prani yang merasakan dampak dari kejadian ini melainkan juga keluarganya yang turut mendapat tekanan dari publik.

   Kedua film ini sama-sama menyinggung tentang kehidupan diera modern atau digital. Dalam era digital yang terus berkembang, film ini menyoroti dampak media sosial dan fenomena cyber bullying dengan kekuatan naratif yang menghanyutkan. Film ini menjadi motivasi dan pelajaran untuk banyak orang agar lebih waspada terhadap isu dan lebih bijak dalam menggunakan media sosial.

    Film 'Budi Pekerti' menawarkan beberapa hal yang baru dan menarik, salah satunya adalah tema cyber bullying dan dampak negatifnya yang sangat relevan dengan kehidupan masa kini. Wregas Bhanuteja dengan cermat menggambarkan dampak psikologis dari penghakiman publik dan tekanan sosial yang dihasilkan dari peristiwa viral di internet. Ini bukan hanya cerita tentang peristiwa yang terjadi, tetapi juga tentang bagaimana kita sebagai masyarakat merespon dan memprosesnya.

   Dengan pendekatan naratif yang berbeda dengan karya sebelumnya, Wregas Bhanuteja membawa penonton melalui dinamika keluarga dan bagaimana setiap anggota keluarga dipengaruhi oleh insiden tersebut. Ini menambahkan dimensi baru dalam eksplorasi tema sosial yang sudah dikenal dalam karya-karya sebelumnya. Singkatnya, film 'Budi Pekerti' adalah karya yang segar dalam kancah perfilman Indonesia.

Pengguna Aktif Twitter atau X Cenderung Lebih Update Terhadap Isu Terkini, Mengapa?

Pengguna Aktif Twitter atau X Cenderung Lebih Update Terhadap Isu Terkini, Mengapa?

   Aplikasi Twitter atau kini telah berganti nama menjadi X adalah salah satu aplikasi yang sudah tidak asing diseluruh kalangan. Kutipan dari laman resmi Social Media Today, pengguna aktif bulanan Twitter atau X tercatat sebanyak 550 juta, mencakup wilayah seluruh dunia sedangkan untuk di Indonesia sendiri pengguna aktif Twitter mencapai per Oktober 2023 mencapai 27,5 juta pengguna. Catatan dari pengguna aktif yang dilaporkan tentu terdapat juga pengguna pasif, yang memiliki aplikasi dan akun namun sangat jarang mengoperasikannya. Twitter atau X juga dikenal sebagai salah satu media yang menjadi sumber informasi dikarenakan cepatnya penyebaran informasi dan mayoritas pengguna Twitter atau X adalah orang-orang dengan pikiran kritis dan nalar yang baik, namun tidak menutup kemungkinan juga terdapat oknum-oknum buzzer atau perusuh yang mengedepankan emosinya. Hal lain yang patut disoroti dari cepatnya persebaran informasi di aplikasi Twitter atau X adalah pengguna aktif Twitter atau X cenderung lebih cepat tau mengenai sebuah isu dibanding pengguna aktif platform lain.

  Sebuah pengamatan singkat yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa STIKES Muhammadiyah Bojonegoro membuktikan adanya kesenjangan yang jelas antara mahasiswa pengguna aktif Twitter atau X dengan mahasiswa pengguna pasif atau yang tidak menggunakan aplikasi tersebut sama sekali. Ketika ditanya mengenai isu kecelakaan helicopter yang merenggut nyawa presiden Iran, mahasiswa yang aktif menggunakan Twitter atau X sudah mengetahui kabar itu, berbeda dengan mahasiswa yang tidak menggunakan Twitter atau X, mereka baru mengetahui kabar ini saat pengamatan ini dilakukan.

  Dalam Jurnal berjudul “Twitter sebagai media pemenuhan kebutuhan informasi penggemar musik Korea di Indonesia” yang ditulis Berliana Maharanu Pasaribu pada tahun 2022 berpendapat bahwa Twitter memenuhi kebutuhan informasi penggemar musik Korea di Indonesia karena memiliki sumber. informasi yang dapat dengan cepat diambil dan dikonfirmasi. Selain itu, media sosial yang memberikan informasi juga membantu para penggemar musik Korea yang tinggal di Indonesia untuk mendapatkan informasi yang mereka cari. Banyaknya informasi di media sosial Twitter yang cepat dalam mencari informasi memudahkan para pecinta musik Korea di Indonesia dalam memenuhi kebutuhan informasi yang diinginkan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Twitter adalah sumber berita yang dapat diandalkan dan dapat dikonfirmasi dengan cepat, hal ini mendukung argumen awal bahwa pengguna Twitter aktif cenderung lebih mendapat informasi dibandingkan pengguna tidak aktif atau orang yang tidak menggunakan Twitter sama sekali.

 Jurnal lainnya berjudul “Penggunaan Komunikasi Media Sosial Twitter di Kalangan Remaja di Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor” karya Cicilia Afrilia Damayanti Simbolon yang ditulis pada tahun 2021 menyebutkan bahwa “berdasarkan hasil wawancara di atas, banyak remaja yang menggunakan Twitter sebagai sumber informasi atau berita. dibicarakan di dunia maya." Akses cepat yang umum di wilayah tersebut membuat mereka merasa bahwa Twitter adalah tempat untuk mendapatkan informasi sehari-hari. Artikel ini dapat mendukung argumen bahwa pengguna aktif Twitter cenderung mengetahui sesuatu karena aksesnya menyebar dengan cepat.

    Informasi pendukung lebih lanjut dapat ditemukan dalam jurnal “Analisis Data Twitter: Ekstraksi dan Analisis Data Geospasial” (2016) karya Edi Suryanegara yang menyatakan bahwa besarnya keluaran data geospasial yang dihasilkan Twitter menawarkan peluang yang sangat baik untuk dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk menghasilkan informasi yang lebih berharga melalui proses analisis data Twitter. Proses pemanfaatan informasi geospasial Twitter diawali dengan proses penambangan. Proses ekstraksi dan analisis dilakukan melalui empat tahapan, yaitu: proses pengambilan data (indexing), pelestarian (storage), analisis (analisis) dan visualisasi (visualization). Dengan demikian, hal ini memperkuat klaim bahwa pengguna aktif Twitter memiliki lebih banyak informasi dibandingkan pengguna tidak aktif atau mereka yang tidak menggunakan Twitter sama sekali.

   Dengan demikian, hal ini memperkuat klaim bahwa pengguna aktif Twitter lebih mendapat informasi dibandingkan pengguna tidak aktif atau mereka yang tidak menggunakan Twitter sama sekali. Dari analisis yang disajikan dapat disimpulkan bahwa pengguna aktif Twitter atau X memiliki keunggulan signifikan dalam berkomunikasi tentang topik terkini dibandingkan dengan mereka yang tidak aktif di platform tersebut. Kecepatan penyebaran informasi, kebutuhan akan informasi yang cepat dan besarnya peluang untuk menggunakan informasi geospasial sebagai sumber informasi yang berharga semuanya mendukung klaim ini.

   Jadi, dapat disimpulkan bahwa Twitter atau X merupakan platform media sosial yang menghubungkan jutaan orang di dunia dan berperan penting dalam pesatnya penyebaran informasi. Temuan kelompok kami dari beberapa jurnal menunjukkan bahwa pengguna aktif Twitter atau X umumnya lebih mendapat informasi tentang kejadian terkini dibandingkan pengguna tidak aktif atau non-pengguna platform tersebut. Namun media sosial tetap harus digunakan secara bijak, hal ini dilakukan untuk meminimalisir kecanduan dan penyebaran berita bohong/penipuan.

Kamis, 02 Mei 2024

10 April 2024 Adalah Lebaran Yang Berbeda

Lebaran 2024 Menjadi Hari Lebaran Yang Berbeda

   Pekatnya malam pada tanggal 09 April 2024 seolah bukanlah halangan bagi seluruh umat Muslim untuk tetap mengumandangkan kalimat takbir, dari berbagai masjid serta mushola segala penjuru, semua seolah saling bersaut-sautan tak mau kalah untuk menyuarakan pujian bagi Allah SWT, bahkan ada juga kelompok-kelompok tertentu yang melakukan takbir keliling guna meluapkan suka cita mereka menyambut lebaran tahun 2024 ini.

   Namun keadaan yang berbeda menyelimuti rumah Yesi yang terletak di salah satu desa di Bojonegoro, gadis itu hanya bisa berbaring di kamar sembari mendengarkan lantunan kalimat takbir sebab masih dalam masa pemulihan pasca demam tinggi yang dialami 3 hari sebelumnya. Tak jauh berbeda dengan Yesi, adik perempuannya juga hanya bisa terbaring lemas di tempat tidurnya sebab sejak kemarin ia juga mengalami keadaan yang sama dengan Yesi, badan demam, kepala pusing, lemas dan nafsu makan hilang. Suka cita malam lebaran tahun ini tidak bisa keluarga mereka rasakan sepenuhnya karena kemalangan ini.

   Keesokan harinya setelah menunaikan sholat shubuh keluarga Yesi tampak bersiap untuk pergi ke masjid menunaikan ibadah sholat ied, terkecuali sang ibunda yang memutuskan untuk tetap tinggal di rumah mengingat keadaan kedua putrinya yang sedang kurang sehat. Suasana yang berbeda semakin terasa ketika mulai ada tetangga yang bersilaturahim setelah selesai sholat ied, suka cita yang biasanya kami rayakan bersama sembari menyantap camilan yang tersaji di meja terasa benar-benar berbeda.

 Sore harinya keluarga besar Yesi yang berdomisi di desa sebelah datang berkumpul untuk bersilaturahim dan mengobrol seperti lebaran ditahun-tahun sebelumnya, namun lagi-lagi Yesi dan adiknya hanya bisa terduduk lemas di sofa sembari mendengarkan para sanak saudara saling bertukar cerita. Sebetulnya Yesi dan adiknyapun sangat ingin bisa ikut larut dalam gurauan keluarga besar seperti biasanya namun sungguh keadaan memaksa kedua gadis itu untuk hanya diam dan sesekali menyahuti perkataan para sepupu yang menanyakan perihal keadaan mereka berdua.


Senin, 15 April 2024

Sejarah Jurnalistik di Indonesia

 Sejarah Jurnalistik di Indonesia

 Jurnalistik Indonesia banyak mengalami perkembangan mulai dari masa penjajahan Jepang pada tahun 1942 hingga masa reformasi yang menjadi titik balik kebangkitan jurnalistik di Indonesia

Jurnalistik Era Penjajahan Belanda (Abad ke-19 hingga awal abad ke-20)

 Jurnalistik pada era pendudukan Belanda ditandai dengan diterbitkannya surat kabar Memories der Nouvelles pada tahun 1615 oleh Gubernur Jenderal VOC Jan Pieterzoon Coen. Awalnya, surat kabar ini masih ditulis tangan hingga tahun 1688, kemudian pemerintah Hindia Belanda memiliki mesin cetak yang dikirim dari negeri Belanda dan akhirnya dapat membuat surat kabar dengan cetakan pertama.

 Setelah muncul surat kabar Memories der Nouvelles, perlahan-lahan bermunculan pula surat kabar lain yang diterbitkan oleh masyarakat pribumi dan keturunan etnik Tionghoa. Kemudian, perkembangan dunia jurnalistik dan surat kabar di Indonesia terus menanjak pada pertengahan abad ke-19. 

Jurnalistik Era Penjajahan Jepang (1942 - 1945)

  Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, jurnalistik Indonesia mengalami berbagai perubahan yang mempengaruhi perkembangan media dan informasi. Namun meski demikian, seluruh informasi yang beredar di masyarakat masih dikontrol ketat oleh pemerintahan Jepang, media cenderung disensor untuk memastikan kepentingan penjajah, hal ini semua menimbulkan perubahan yang signifikan dalam gaya penulisan artikel dan laporan berita.

  Banyak tantangan yang harus dihadapi oleh para jurnalis pada masa itu, hingga menimbulkan perlawanan berupa pembentukan media rintisan dan penulisan rahasia. Pembentukan media rintisan merupakan upaya penyampaian informasi tanpa tekanan sedangkan penulisan rahasia adalah jurnalis menjalankan risiko besar untuk menulis dan menyebarkan berita rahasia demi kebenaran.

Jurnalistik Era Resolusi (1945 - 1949)

  Era ini merupakan masa yang penuh tantangan dan perjuangan bagi jurnalis. Pada saat itu, jurnalis berperan penting dalam menyebarkan informasi dan memobilisasi masyarakat dalam perjuangan kemerdekaan. Media massa, terutama surat kabar dan radio, menjadi sarana utama dalam menyampaikan berita dan menginspirasi semangat perjuangan. Meskipun menghadapi kendala seperti sensor dan tekanan dari pihak kolonial, jurnalis tetap berjuang untuk menyuarakan kebenaran dan keadilan. Sejarah jurnalistik pada masa ini memberikan inspirasi dan pembelajaran yang penting bagi generasi masa kini dalam menjalankan profesi jurnalistik yang bertanggung jawab. 

Jurnalistik Era Orde Lama (1950-an Hingga Awal Tahun 1960-an)

   Konflik antara pers sayap kanan dan sayap kiri tidak bisa dihindari. Soekarno tampaknya berpihak pada kelompok kiri, dan surat kabar sayap kanan yang anti-komunis dilarang terbit. Pengurus Partai Demokrat diinstruksikan untuk memandang pers hanya dari kemampuannya memobilisasi massa dan opini publik. Pers seolah-olah dipandang sebagai senjata yang siap menembakkan peluru (informasi) kepada massa atau masyarakat yang tidak berdaya. Pers dianggap sebagai alat yang “revolusioner”, mempunyai pengaruh yang besar dalam menggerakkan dan menggerakkan massa secara menyeluruh untuk melakukan revolusi.

 Di era demokrasi terpimpin, Soekarno cenderung memandang pers sebagai perpanjangan tangan kekuasaannya. Tahun-tahun ini dapat digambarkan sebagai kebangkitan kekuasaan pers komunis dan pers simpatisan komunis.

  Kebebasan pers pada masa Orde Lama ditandai dengan bebasnya penerbitan surat kabar selama mempunyai modal usaha. Kebebasan mengemukakan pendapat melalui surat kabar dapat dilakukan tanpa melalui perizinan resmi dari pemerintah terlebih dahulu. Kondisi kebebasan pers di Indonesia mengalami perubahan pada tahun 1950-an.

Jurnalistik Era Orde Baru (1966 - 1998)

Era Orde Baru merupakan periode yang menantang bagi jurnalis dan media massa di Indonesia. Pembatasan yang ketat dan intimidasi terhadap pers telah mengakibatkan dampak jangka panjang terhadap kebebasan berekspresi dan integritas jurnalistik di tanah air.

Pada era orde baru, pemerintah banyak melakukan hal untuk membatasi kebebasan pers seperti memberlakukan undang-undang yang membatasi kebebasan pers hingga mengontrol seluruh media massa sehingga sulit menyuarakan pendapatnya secara bebas. Hal-hal yang dilakukan pemerintah pada era itu menyebabkan jurnalis diintimidasi dan ditindas.

Jurnalistik Era Reformasi (Sejak 1998)

Era reformasi menjadi titik balik kebangkitan jurnalistik Indonesia. Pada tahun 1998 undang-undang yang mengatur tentang kebebasan pers dicabut sehingga jurnalistik bisa lebih bebas dalam berekspresi dan menyampaikan pendapat mereka, namun dibalik kebebasan itu ada penyalahgunaan sehingga banyak media yang cenderung "kebablasan".

Minggu, 17 Maret 2024

Mengenal Penulis

Mengenal Penulis

Tym - Halo sahabat, berkenalan yuk dengan penulis blog ini! Seorang perempuan yang lahir di Bojonegoro 25 tahun lalu adalah sosok dibalik blog ini. Dia kini menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Bojonegoro prodi sarjana Administrasi Rumah Sakit dan telah sampai disemester 6. Selain kuliah, aktifitas lain di luar kampus yang digeluti oleh penulis adalah sebagai relawan yang tergabung dalam Maharesigana atau Mahasiswa Relawan Siaga Bencana STIKES Muhammadiyah Bojonegoro. Penulis juga tergabung dalam S.A.R. Muhammadiyah Bojonegoro dan mdmc atau Muhammadiyah Disaster Manajement Centre Lembaga Resiliensi Bencana Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bojonegoro.

Penulis bisa disapa kak Yes, kakak Yesi atau Yesi saja supaya lebih akrab. Fakta lain tentang penulis adalah dulu setelah lulus dari sekolah menengah atas, penulis memutuskan untuk merantau ke negeri beton, yaitu Hongkong. Kak Yes berada di sana selama kurang lebih tiga setengah tahun. Selama disana, disela pekerjaanya, kak Yes juga sempat menulis beberapa judul fanfiction atau cerita karangan penggemar yang menjadikan artis idola sebagai tokohnya di aplikasi online bernama wattpad. Kini disela jam kuliah dan pengabdiannya dalam dunia kerelawanan kak Yes juga masih menyempatkan diri untuk menulis karya fanfiction di wattpad yang bisa ditemukan dengan kata kunci 'Sue It'. 'Sue It' merupakan karya pertama milik kak Yes.

Sebuah Perjalanan Menuju Kesuksesan

Semester 6 Dan Segala Perasaan Yang Menyertainya   Memasuki akhir semester 6 membuat Yesi, salah satu mahasiswa jurusan Administrasi Rumah S...